HIPERTENSI DAN PENANGANANNYA

Oleh : dr Dewi Cahyaningrum

Puskesmas Pandak 1

 

Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90. Hipertensi sering disebut juga dengan tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang normal adalah 120/80 atau kurang. 

Hipertensi sekarang merupakan masalah utama tidak hanya di Indonesia  tapi juga di dunia. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan TB. Menurut Riskesdas tahun 2018, estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.

Hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi primer dan sekunder. Penyebab hipertensi primer belum diketahui secara pasti, tetapi para ahli menyimpulkan gaya hidup dan pola makan tidak sehat dapat memicu hipertensi primer. Faktor genetik dan keturunan juga dianggap berperan besar dalam menyebabkan hipertensi primer. Hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh gangguan kesehatan lain, seperti penyakit kelenjar tiroid dan paratiroid, sleep apnea, dan koarktatio aorta. Obesitas dan konsumsi obat- obatan seperti pil KB, antidepresan, dan obat antiinflamasi steroid juga dapat memicu terjadinya hipertensi sekunder.

Contoh pola hidup yang tidak sehat yang dapat memicu hipertensi adalah : 

  1. Merokok
  2. Kurang olahraga atau aktivitas fisik
  3. Asupan garam yang berlebihan ( makanan asin atau yang mengandung penyedap dan pengawet )
  4. Konsumsi alkohol
  5. Makan berlebihan sehingga tidak bisa menjaga berat badan ideal
  6. Tingkat stress yang tinggi.

Hipertensi dapat diketahui dengan memeriksa tekanan darah. Tekanan darah adalah  kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam tubuh. Hasil tekanan darah ada dua yaitu sistolik (tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi) dan diastolik (tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detak jantung.

Klasifikasi hipertensi yaitu :

  1. Pra hipertensi, di mana tekanan darah sistolik antara 120 – 139 mmHg dan diastolik mencapai 80 – 89 mmHg.
  2. Hipertensi tingkat 1, yaitu tekanan darah sistolik 140 – 159 mmHg dan diastolik 90 – 99 mmHg.
  3. Hipertensi tingkat 2, yang ditandai dengan tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan diastolik lebih dari 100 mmHg.
  4. Hipertensi krisis, yaitu tekanan darah yang melebihi 180 / 120 mmHg.

Hipertensi sering tidak bergejala sehingga gangguan kesehatan ini dikenal juga dengan sebutan the silent killer.

            Banyak orang tidak menyadari kalau dirinya mengalami hipertensi, karena hipertensi hanya dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah. Hipertensi sering kali tidak bergejala, namun bisa juga bergejala. Gejala yang muncul akibat hipertensi antara lain : 

  • Sakit kepala
  • Lemas
  • Terjadi masalah dalam penglihatan ( kabur )
  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Aritmia ( detak jantung tidak teratur )
  • Adanya darah dalam urine

Apabila tekanan darah tidak terkendali dan tidak terkontrol, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Makin tinggi tekanan darah, makin besar pula resiko kerusakan pada jantung dan pembuluh darah pada organ besar seperti otak dan ginjal.

Komplikasi yang bisa terjadi akibat hipertensi adalah :

  1. Serangan jantung. Hipertensi lama kelamaan dapat membuat pembuluh darah arteri pada jantung menjadi keras dan mudah rusak. Jika kerusakan pada pembuluh darah jantung sudah cukup parah, maka aliran darah menuju otot – otot jantung akan terhambat. Hal ini kemudian dapat menyebabkan serangan jantung.
  2. Gagal jantung. Tekanan darah tinggi memaksa jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Hal ini dapat membuat dinding dan otot jantung menebal, sehingga jantung kesulitan untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Jika jantung sudah tidak dapat memompa darah dengan baik, maka kondisi ini disebut gagal jantung.
  3. Aneurisma. Hipertensi dapat menyebabkan dinding arteri melemah dan memicu terbentuknya kantong yang rapuh di pembuluh darah artei. Aneurisma umumnya terbentuk di aorta, namun bisa juga terbentuk pada pembuluh darah arteri di bagian tubuh lain. Semakin tinggi tekanan darah, maka semakin besar resiko terbentuknya aneurisma. Jika tekanan darah tetap tinggi,lama kelamaan kondisi ini dapat menyebabkan aneurisma pecah. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan organ permanen bahkan kematian.
  4. Penyakit arteri perifer. Komplikasi ini terjadi ketika aliran darah ke anggota tubuh tertentu seperti kaki, lengan, perut, kepala, berkurang akibat rusaknya pembuluh darah. Penyakit arteri perifer dapat membuat bagian tubuh yang berdampak tidak dapat berfungsi dengan baik.
  5. Aterosklerosis. Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang kemudian disertai dengan penimbunan lemak di dinding pembuluh darah. Kondisi ini disebut aterosklerosis yang dapat menimbulkan serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
  6. Gangguan penglihatan. Kondisi ini terjadi karena penebalan dan penyempitan pembuluh darah di mata. Hipertensi dapat menimbulkan retinopati hipertensi dan kerusakan saraf mata akibat pecahnya pembuluh darah di dalam bola mata yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau bahkan kebutaan permanen pada mata.
  7. Diseksi aorta. Ini adalah robeknya lapisan dinding dalam aorta yang dapat mengancam jiwa.
  8. Stroke ringan atau TIA ( Transient Ischemic Attack ).
  9. Stroke.
  10. Aneurisme otak. Aneurisma ini rentan pecah dan menyebabkan perdarahan otak yang berbahaya.
  11. Penurunan daya ingat. Hal ini terjadi akibat aliran darah pada otak bermasalah. Jika sudah parah, kondisi ini  dapat berkembang menjadi demensia.
  12. Gagal ginjal. Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh darah di ginjal. Bila tidak segera diobati, kerusakan ginjal bisa mencapai stadium akhir.

Cara mencegah hipertensi antara lain dengan :           

  1. Menjaga berat badan ideal.
  2. Berolahraga secara rutin.
  3. Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat. Misalnya roti dari biji –bijian utuh, beras merah, buah, dan sayuran.
  4. Membatasi konsumsi garam tidak lebih dari satu sendok teh sehari.
  5. Tidak mengkonsumsi alcohol.
  6. Berhenti merokok.
  7. Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan. Minum kopi tidak lebih dari 4 cangkir sehari.

Bagi penderita hipertensi atau seseorang yang telah terdiagnosis hipertensi maka wajib melakukan :

  1. Periksa tekanan darah rutin setidaknya 1 bulan sekali atau sesuai anjuran dokter
  2. Konsumsi obat anti hipertensi secara teratur sesuai dengan anjuran dokter
  3. Melakukan aktivitas fisik atau olah raga minimal 30 menit per hari dan dilaksanakan setiap hari
  4. Membatasi konsumsi makanan yang mengandung garam atau natrium (makanan asin, makanan mengandung pengawet). Maksimal konsumsi garam 1 sendok teh sehari
  5. Membatasi konsumsi kopi tidak lebih dari 4 cangkir sehari
  6. Konsumsi sayur dan buah sesuai anjuran (3 porsi dan 2 porsi)
  7. Istirahat cukup
  8. Membatasi konsumsi makanan yang berlemak (gorengan, santan, jeroan, daging)
  9. Hindari dan stop rokok
  10. Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
  11. Mengelola stress dengan baik
  12. Kontrol rutin sesuai anjuran dokter

Selain dengan upaya di atas, bisa juga ditambahkan dengan melakukan upaya:

  1. Mengkonsumsi bahan-bahan alam yang bisa menurunkan tekanan darah. Sebagai contoh seledri, jipang / labu siam. Timun. Bisa dengan membuat ramuan yang terdiri atas seledri 3 batang, pegagan 11 lembar, daun kumis kucing 7 lembar. air 5 gelas. Cara membuat : cuci bersih semuanya, rebus 5 gelas air hingga mendidih, kecilkan api dan masukkan semua bahan yang sudah disiapkan, tunggu sampai 15 menit, matikan api, dan saring dalam keadaan dingin. Cara penggunaan : ramuan diminum setiap hari sesudah makan 3x 1 gelas. Bisa juga dengan menggunakan labu siam/ jipang. Jipang dicuci bersih lalu diparut atau diblender kemudian diminum airnya. Sehari cukup mengkonsumsi jipang 1 buah.
  1. Melakukan pijatan atau akupresur di lokasi punggung kaki pada cekungan antara pertemuan tulang ibu jari dan jari ke- dua. Akupresure dapat dilakukan 2 kali sehari dan tiap kali akupresure dilakukan sebanyak 30 kali pijatan atau tekanan.

Yang perlu diingat, meskipun sudah mengkonsumsi ramuan herbal dan melaksanakan akupresur, obat- obat anti hipertensi tetap diminum. Karena ramuan herbal ini hanya ditujukan untuk membantu agar tujuan terapi yaitu tekanan darah bisa kembali normal tercapai.

Sumber Pustaka

  1. Dewi, Arika.2011.  Materi Pelatihan Konselor Berhenti Merokok. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.
  2. DepKes RI. 2007. Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Bhakti Husada. Jakarta.
  3. Akbar, Fahmi dan Tim dokterPOST. 2018. 155 Diagnosis dan Terapi Faskes Primer. dokterPOST. Jakarta.
  4. Soeparman. Waspadji, Sarwono, 1998. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
  5. Tuti, Aswani, 2020. Mari Makan Sayur dan Buah yang Berkhasiat Bagi Tubuh  Untuk Keluarga Indonesia Sehat. PADK. Padk Kemenkes RI. Jakarta.
  6. Dirjen Yankes Kemenkes RI. 2021. Modul Materi Inti Pemanfaatan TOGA. Kemenkes RI. Jakarta.